JAKARTA – Jengkol, salah satu tanaman sayuran yang telah menjadi bagian dari kuliner Indonesia selama berabad-abad, menunjukkan fluktuasi dalam produksinya selama lima tahun terakhir. Menurut data BPS terbaru yang diterbitkan, produksi jengkol di seluruh provinsi di Indonesia menunjukkan tren yang menarik untuk diteliti.
Pada tahun 2022, produksi jengkol di Indonesia mencapai 155.909 ton. Angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan produksi pada tahun 2018 yang berada di angka 87.854 ton. Meskipun begitu, terdapat beberapa provinsi yang menunjukkan penurunan produksi, namun sebagian besar provinsi lainnya menunjukkan peningkatan.
Salah satu provinsi dengan produksi jengkol tertinggi adalah Sumatera Barat dengan total produksi di tahun 2022 mencapai 22.263 ton, meningkat drastis dari 8.269 ton pada tahun 2018. Hal serupa juga terjadi di Jawa Barat, dengan produksi mencapai 19.854 ton pada tahun 2022, meningkat dari 13.246 ton pada tahun 2018.
Namun, bukan hanya provinsi-provinsi besar yang menunjukkan kenaikan. Provinsi seperti Kalimantan Barat juga menunjukkan kenaikan yang signifikan. Dengan produksi sebesar 11.651 ton pada tahun 2022, meningkat dari 5.416 ton pada tahun 2018.
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)Sebaliknya, ada beberapa provinsi yang produksi jengkolnya relatif stagnan atau bahkan menurun. Salah satu contoh adalah DKI Jakarta yang hampir tidak memiliki produksi jengkol sama sekali dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Sementara provinsi seperti Sulawesi Utara dan Gorontalo, berdasarkan data, tidak memiliki produksi jengkol selama beberapa tahun terakhir.
Kenaikan produksi jengkol di beberapa provinsi bisa jadi disebabkan oleh meningkatnya permintaan pasar domestik. Selain itu, upaya pemerintah dalam meningkatkan sektor pertanian dengan menyediakan sarana dan prasarana yang lebih baik serta program pelatihan bagi petani mungkin juga berperan dalam peningkatan produksi ini.
Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun produksi jengkol meningkat, bukan berarti tantangan dalam sektor pertanian ini telah sepenuhnya teratasi. Masih ada banyak hambatan yang dihadapi oleh para petani jengkol, mulai dari masalah iklim, hama tanaman, hingga akses ke pasar yang memadai.
Peningkatan produksi jengkol ini tentu menjadi berita baik bagi industri kuliner dan pangan di Indonesia. Dengan ketersediaan bahan baku yang meningkat, diharapkan bisa memenuhi permintaan pasar yang terus tumbuh dan juga mendorong inovasi dalam pengolahan jengkol, sehingga bisa meningkatkan nilai tambah dari tanaman sayuran ini.
Untuk memastikan bahwa pertumbuhan ini berkelanjutan, perlu ada kerjasama yang lebih erat antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas petani. Dengan dukungan yang tepat, jengkol bisa menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia yang tidak hanya populer di dalam negeri, tapi juga mampu bersaing di pasar internasional.
Dalam konteks yang lebih luas, jengkol hanya salah satu dari banyak produk pertanian Indonesia yang memiliki potensi besar. Dengan manajemen yang tepat dan dukungan yang memadai, sektor pertanian Indonesia bisa terus tumbuh dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional.
Produksi Tanaman Sayuran Jengkol 2022
Provinsi |
Produksi (Ton) |
INDONESIA |
155.909 |
SUMATERA BARAT |
22.263 |
JAWA BARAT |
19.854 |
JAWA TENGAH |
14.948 |
BANTEN |
14.074 |
LAMPUNG |
13.403 |
KALIMANTAN BARAT |
11.651 |
BENGKULU |
9.308 |
SUMATERA UTARA |
8.765 |
JAMBI |
7.553 |
ACEH |
7.037 |
SUMATERA SELATAN |
6.895 |
RIAU |
6.220 |
KALIMANTAN TENGAH |
2.726 |
SULAWESI TENGGARA |
2.691 |
KALIMANTAN SELATAN |
2.016 |
SULAWESI SELATAN |
1.752 |
JAWA TIMUR |
1.152 |
SULAWESI TENGAH |
1.086 |
KALIMANTAN TIMUR |
949 |
KEP. RIAU |
735 |
KEP. BANGKA BELITUNG |
418 |
DI YOGYAKARTA |
324 |
PAPUA BARAT |
48 |
PAPUA |
19 |
KALIMANTAN UTARA |
13 |
MALUKU |
7 |
NUSA TENGGARA BARAT |
1 |
DKI JAKARTA |
0 |
BALI |
0 |
NUSA TENGGARA TIMUR |
0 |
SULAWESI UTARA |
0 |
GORONTALO |
0 |
SULAWESI BARAT |
0 |
MALUKU UTARA |
0 |
Post a Comment